Posted by : Unknown Sabtu, 18 Juli 2015

Dibalik Makna "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwaa fa'fu 'annii" | Share yuk! 😄
Sudah umum diketahui bahwa di antara amalan yang sangat dianjurkan untuk diperbanyak berkaitan dengan Lailatul Qadar adalah memperbanyak do'a memohon ma'af, sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibunda kita, Ummul Mu'miniin, 'Aisyah radhiyallaahu 'anhaa wa ardhaaha, beliau berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ، أرَأيْتَ إنْ عَلِمْتُ أيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، مَا أقُولُ فِيها؟ قَالَ: ((قُولي: اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
"Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?"
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ma'af, Suka memberi ma'af, maka ma'afkanlah aku." (HR. Ahmad, An-Nasaa'iy, dan Ibnu Maajah)
Betapa kita fashih dalam mengucapkan do'a ini, namun banyak di antara kita yang kurang mendalami makna yang tersirat dalam do'a ini.
Kita tahu bahwa Allah itu 'afuwwun (Maha Pemberi maaf), lalu kenapa kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat pema'af? Bukankah sudah sejak lama kita tahu bahwa sifat pema'af adalah salah satu sifat yang terpuji?
Kita sadar ketika mengucapkan "Tuhibbul 'afwa" (Suka memberi ma'af), kita meyakini bahwa Allah menyukai sifat memberi ma'af. Lalu mengapa kita tidak menyukai apa yang disukai oleh Allah?
Mengapa terlalu berat bagi kita untuk mema'afkan orang lain, padahal kita sangat ingin dima'afkan oleh Allah Subhaanahuu wa Ta'aalaa?
Bukankah Allah berfirman:
وليعفوا وليصفحوا ألا تحبون أن يغفر الله لكم
"...dan hendaklah mereka memberi maaf dan berlapang dada, apakah kamu tidak suka Allah mengampunimu?" (Qs. An-Nuur: 22)
وجزاء سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الله
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah..." (Qs. Asy-Syuuraa: 40)
Hendaknya kita menjadikan hal ini sebagai syi'ar dalam mengisi dan mencari keutamaan Lailatul Qadar. Di samping kita membasahi lisan kita dengan dzikir dan do'a ini, begitupula hendaknya kita membersihkan hati kita dengan membuang segala dendam, hasad dan benci, serta mau mema'afkan orang yang telah berbuat jelek kepada diri kita.
Ya Allah, saksikanlah bahwa aku telah mema'afkan orang yang telah menyakiti hatiku, menfitnahku dengan tuduhan dusta dan keji, menggunjingku di belakangku, sebagaimana Engkau suka mema'afkan, maka ma'afkanlah aku.
Referensi: muslimah.or.id

- Copyright © Mutiara Motivator Muda - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -